Ukhuwa

saya tidak akan meninjaunya dari segi bahasa , apalagi dari sisi bahasa arabnya.
maafkan saya, atas keterbatasan kemampuan saya memahaminya, dan keterbatasan saya akan ilmu-Nya yang Maha Luas.

ukhuwa tak pernah salah, boleh jadi hati ini yang lagi bermasalah. padahal kita teramat dekat, sedekat tatapan mata. tapi hati kita begitu jauh tersekat tembok yang menjulang tinggi.

tembok hati terkadang jauh lebih tebal dan tinggi. ia tidak hanya menyekat sejauh mata memandang, tetapi jauh lebih dari itu. hingga batin pun tak mampu menembusnya
butuh keahlihan khusus untuk bisa meruntuhkannya. meski jarak tanpa batas, namun hatinya yang berbatas, maka yang hadir adalah kebekuan , suny dan lembab seperti tembok yang tak teruurus

haits... g semua hal bisa disederhanakan mas, kamu tahu rumah makan sederhana harganya tak sesederhana namanya

yang jadi persoalan dalam sebuah ukhuwa adalah sejauh mana hati kita mau membuka diri selapang lapangnya. #dan mohon maaf, dalam beberapa kasus saya belum mampu untuk begitu bersahabat, berukhuwa dengan cara damai saat berbeda pedapat dan pandangan, meskipun berusaha untuk mengaku bahwa setiap kita memiliki sudut pandang yang berbeda. kita menatap satu titik yang sama tapi dari sudut yang berbeda, maka yang nampak dipermukaan tentu saja berbeda.

begitupun dengan ukhuwa. kita sering kali menyempitkan mananya dengan kepentingan dan keuntungan yang kita akan dapati saaat menjalani ikatan ukhuwa itu.
langit malam Yogya di kala mendung, 26 November 2016
ttd Qie Annada
😊😉😅

0 comments